PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP DAN IDEOLOGI
Pengertian Pandangan Hihup
Menurut Koentjaraningrat (1980) pandangan hidup adalah nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat yang dipilih secara selektif oleh para individu dan golongan didalam masyarakat. Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap hidup
Pandangan hidup cendrung diikat oleh nilai-nilai sehingga berfungsi sebagai pelengkap dalam pembuatan, pembenaran atau rasionalisasi nilai-nilai. Pandangan hidup memberi pandangan pada nilai-nilai yang dimilikinya sendiri baik Bangsa, Negara maupun manusia yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekat untuk mewujudkannya.
Sumber Pandangan Hidup
Macam-macam pandangan hidup dapat digolongkan kedalam tiga kelompok, yaitu:
1) Pandangan hidup yang bersumber dari agama (pandangan hidup muslim). Pandangan hidup ini memiliki kebenaran mutlak.
2) Pandangan hidup yang bersumber dari ideologi merupakan abstaksi dari nilai-nilai budaya suatu negara atau bangsa. Misalnya ideologi pancasila
3) Pandangan hidup yang bersumber dari hasil renungan seseorang sehingga dapat merupakan ajaran atau etika hidup. Misalnya aliran kepercayaan seperti agama Animisme, Kong Chu, Sinto, Budha, Hindu, Angtingkan, dll.
Ideologi
Menurut William J. Goode, dalam bukunya Vocabulary for Sosiology (1959) ideologi mengandung dua hal. Yaitu:
1) Unsur-unsur filsafat yang digunakan, atau usulan-usulan yang digunakan sebagai dasar untuk kegiatan.
2) Pembenaran intelektual untuk seperangka norma-norma, seperti kapitalisme dan sebagainya.
Ideologi merupakan komponen dasar terakhir dari sistem-sistem dasar kepercayaan dan petunjuk hidup sehari-hari. Sesuatu ideologi bagi masyarakat tersusun dari tiga unsur, yaitu:
- a) Pandangan hidup (world view)
- b) Nilai-nilai (value)
- c) Norma-norma (lenski, 1974)
MAKNA CITA-CITA
Cita-cita adalah suatu keiginan yang terkandung didalam hati, karena itu cita-cita juga berarti angan-angan, keiginan, harapan, atau tujuan.
Cita-cita tidak dapat dipaksakan dari kehidupan manusia, karena tanpa cita-cita berarti manusia tanpa dinamika. Tidak ada dinamika berarti tidak ada kemajuan dan hidup asal hidup saja. Itu sebabnya sikap hidup hanya menimbulkan daya kreatifitas manusia. Banyak hasil seni yang melukiskan cita-cita, kebajikan dan sikap hidup seseorang. Cita-cita sering lkali berupa perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang tidak ada dalam hati. Cita-cita diartikan sebagai angan-angan, keinginan, kemauan, niat, atau harapan, keinginan ada yang baik dan ada yang buruk, keinginan yang baik adalah keinginan yang dicapai dengan tidak merugikan orang lain. Keinginan buruk adalah keinginan yang dapat merugikan orang lain.
Ada tiga katagori keadaan hati seseorang.
- Orang yang berhati keras, tak berhenti berusaha sebelum cita-citanya tercapai. Ia tidak menghiraukan rintangan, tantangan dan segala kesulitan yang dihadapinya. Orang yang berarti keras biasanya mencapai hasil yang gemilang dan sukses hidupnya.
- Orang yang berhati lunak dalam usaha mencapai cita-cita menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi. Namun ia tetap berusaha mencapai cita-cita itu, karena itu biarpun lambat ia akan berhasil juga mencapai cita-cita.
- Orang yang lemah, mudah terpengaruh oleh situasi dan kondisi bila menghadapi kesulitan cepat-cepat ia berganti haluan atau berganti keinginan.
MAKNA KEBAJIKAN
Kebajikan dapat diartikan kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan, keselamatan, keuntungan, kemakmuran dan kebahagiaan. Manusia berbuat kebaikan karena menurut kodratnya, manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci). Dengan kesucian jiwanya itu mendorong hati nuraninya untuk berbuat kebaikan.
Manusia merupakan makhluk sosial: manusia hidup bermasyarakat, manusia saling membutuhkan, saling tolong menolong, saling menghargai sesama anggota masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membanci, saling merugikan dan sebagainya. Manusia sebagai makhluk tuhan, diciptakan manusia dapat berkembang karena Tuhan. Untuk itu manusia di lengkapi kemampuan jasmani dan rohani, juga fasilitas alam sekitarnya seperti tanah, air, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya.
Kebajikan dapat dilihat dari tiga segi yaitu:
- Manusia sebagai pribadi; dapat menentukan baik buruk. Yang menentukan baik buruk itu adalah suara hati. Suara hati bisikan dalam hati untuk menimbang perbuatan baik atau tidak. Jadi, suara hati itu merupakan hakim terhadap diri sendiri. Suara hati sebenarnya telah memilih yang baik, namun manusia sering kali tidak mau mendengarkannya.
- Manusia sebagai anggota masyarakat; yang menentukan baik buruk adalah suara hati masyarakat. Suara hati manusia adalah baik, tetapi belum tentu suara hati masyarakat menganggap baik.
- Manusia sebagai makhluk Tuhan; melakukan apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
KEPERCAYAAN/ KEYAKINAN
Menurut Prof. Dr. Harun Nasution (bahan ceramah pada perantaran pengajar Ilmu Budaya Dasar di Bukit Tinggi, 1981), menurut beliau ada tiga aliran filsafat:
- Aliran Naturalisme
Hidup manusia dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari natur, dan natur itu dari Tuhan. Tetapi bagi yang tidak percaya pada Tuhan, natur itulah yang tinggi. Tuhan menciptakan alam semesta lengkap dengan hukum-hukumnya, secara mutlak di kuasai Tuhan. Manusia sebagai makhluk tidak mampu menguasai alam ini karena manusia itu lemah, manusia hanya dapat berusaha dan berencana tapi yang menentukannya adalah Tuhan
2. Aliran Intelektualisme
Dasar aliran ini adalah akal atau logika. Manusia mengutamakan akal, dengan akal manusia berfikir. Mana yang benar menurut akal itulah yang baik, walaupun mungkin bertentangan dengan hati nurani . akal berasal dari bahasa Arab yang artinya Kalbu yang berpusat dihati, sehingga timbullah istilah “Hati Nurani” artinya daya rasa.
3. Aliran Gabungan
Aliran gabungan adalah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik sebagai logika berfikir maupun sebagai lohika rasa. Jadi, apa yang benar menurut logika berfikir, juga dapat diterima oleh hati nurani. Logika berfikir tidak ditekankan pada logika berfikit individu, melainkan logika berfikir kolektef (masyarakat) pandangan hidup ini adalah disebut sosialisme akal dalam arti baik sebagai logika berfikir maupun sebagai daya rasa, logika berfikir secara individual maupun kolektif. Pandangan hidup ini disebut sosialisme religius. Dua pandangan hidup ini terdapat perbedaan pokok. Pandangan hidup sosialisme menekan pada logika berfikir kolektif, sedangkan pandangan hidup sosialisme religius menekan pada logika berfikir kolektif dan individual. Pandangan hidup sosialisme mengutamakan logika berfikir dari pada hati nurani, sedangkan sosialisme religius mengutamakan kedua-duanya, logika berfikir dan hati nurani.
MAKNA SIKAP HIDUP
Sikap hidup adalah keadaan hati dalam menghadapi hidup ini. Sikap itu bisa positif, bisa negatif, apatis atau sikap optimis atau persimis, bergabung pada pribadi orang itu dan juga lingkungannya.
Sikap itu penting, setiap orang mempunyai sikap dan sudah tentu tiap-tiap orang berbeda sikapnya. Sikap dapat dibentuk sesuai dengan kemauan yang membentuknya. Pembentukan sikap ini terjadi melalui pendidikan. Seperti halnya orang militer yang bersikap tegas, berdisiplin tinggi, sikap kesatria, karena dalam kemiliteran ia dididik kearah sikap itu. Sikap dapat juga berubah karena situasi, kondisi, dan lingkungan.
Menurut Van Peursen dalam bukunya strategi kebudayaan mengenai aktualisasi sikap manusia dari zaman ke zaman dalam menghadapi kekuasaan-kekuasaan tersebut, melihat adanya 3 periode peralihan yang mencolok yang dialami manusia pada umumnya. Ketiga pagiode itu adalah:
- Tahap mitis ialah sikap manusia yang merasakan dirinya terkepung oleh kekuatan-kekuatan gaib disekitarnya, yaitu kekuasaan dewa-dewa alam raya atau kekuasaan kesuburan
- Tahap antiologi ialah sikap manusia yang tidak hidup lagi dalam kepungan, ia menyusun suatu ajaran atau teori mengenai dasar hakikatnya segala sesuatu (antologi) dan mengenai segala sesiatu menurut perinciannya (ilmu-ilmu)
- Tahap fungsianal ialah sikap dan alam pikiran yang makin nampak dalam diri manusia modern. Ia tidak begitu terpesona lagi oleh lingkungan (sikap mitis), ia tidak lagi dengan kepala dingin ambil jarak terhadap objek penyelidikannya (sikap antologis).
MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
Akal dan budi sebagai milik manusia ternyata membawa ciri tersendiri akan diri manusia itu. Sebab akal dan budi mengakibatkan manusia memiliki keunggulan dibandingkan makhluk lain. Satu diantara keunggulan manusia tersebut adalah pandangan hidup. Disatu pihak manusia menyadari kehidupannya lebih kompleks.
Pandangan hidup berupa suatu penggaris yang mungkin dapat dinyatakan dengan kata-kata sebagai rumusan juga dapat dikatakan rumusan:
- Orang yang sulit menyusun perasaan, pikiran dan kejiwaan.
- Juga karena ia sendiri menyadari bahwa mungkin ia dapat berbuat/ bertindak yang melanggar prinsip-prinsip yang dikatakan.
- Dan khawatir kalau ada kritik besar dan penyelewengan pandangan hidup dari anak-anak atau orang yang di bimbing.
CONTOH KASUS
Seorang anak yang memutuskan untukmenjadi seorang arsitek dan ia terus berusaha untuk mencapai cita-citanya sebagai seorang arsitek. Karena menurut pandangan hidupnya seorang arsitek dapat sangat berpengaruh dalam kehidupan sosial